Hudzaifah bin al-Yaman
Sang Penyimpan Rahasia Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam
Ustadz Abu Faiz Sholahuddin Bin Mudasim
Beliau adalah Abu Abdillah Hudzaifah bin al-Yaman al-'Abasi, sang penyimpan rahasia Rasulullah musuh utama orang-orang munafik, kekasih setia dan sahabat terdekatnya Rasulullah.
Hudzaifah bin al-Yaman adalah penyimpan jawaban permasalahan umat ini, terutama yang berkenaan dengan fitnah dan ujian yang menimpa umat ini. Jalan keluar dari gejolak fitnah akhir zaman telah beliau rekam dengan baik langsung dari narasumber aslinya, yaitu seorang yang tidak berbicara dari hawa nafsunya melainkan dari wahyu yang diwahyukan kepadanya.
Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam telah mensinyalir dalam banyak haditsnya ujian dan bala yang bakal menimpa umat ini dan beliau juga telah menyebutkan solusinya. Semoga Allah selalu menjaga kita dari setiap fitnah baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
KEUTAMAAN BELIAU
Pertama: Beliau adalah penyimpan daftar nama-nama orang munafik yang dirahasiakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Pasca Perang Tabuk, tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam hendak kembali ke Madinah, sekelompok orang munafik ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Mereka ingin membunuh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, tatkala sedang lengah, namun gelagat mereka segera diketahui oleh Rasulullah, sehingga mereka mengurungkan niat tersebut, lalu Rasulullah menyebutkan daftar nama-nama orang munafik tersebut hanya kepada Sahabat Hudzaifah bin al-Yaman Rhadiyallahu 'anhu dan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam berpesan untuk tidak mengabarkan nya kepada siapapun.
Ketika ada seseorang bertanya kepada Sahabat Ali bin Abi Thalib Rhadiyallahu 'anhu tentang Sahabat Hudzaifah Rhadiyallahu 'anhu beliau (Ali Rhadiyallahu 'anhu) menjawab "Beliau (Hudzaifah) adalah sahabat Rasulullah yang paling mengetahui tentang orang-orang munafik."
(1 Lihat Siyar A'lam an-Nubala' 1/541.)
Sampai-sampai Sahabat Umar bin Khaththab رضي الله عنه
memberanikan diri bertanya kepada Hudzaifah
"Wahai Hudzaifah, apakah aku termasuk dalam daftar orang-orang munafik yang disebutkan oleh Rasulullah صلى الله عليه
وسلم ?" Hudzaifah رضي الله عنه menjawab, "Tidak, dan aku tidak akan menyebutkan kesucian orang lain setelahmu ini."
Namun, Sahabat Umar رضي الله عنه memiliki trik unik untuk mengetahui hal itu, yaitu apabila ada seorang yang meninggal dunia dari kalangan kaum muslimin, maka beliau bertanya, "Apakah Sahabat Hudzaifah bin al-Yaman ikut menshalatkan jenazah tersebut ataukah tidak?" Bila mereka menjawab "ya" maka Umar pun ikut menshalatkan. Namun, bila mereka menjawab "tidak" maka Umar رضي الله عنه pun tidak ikut menshalatkan jenazah tersebut karena khawatir bahwa ia (mayat tersebut) adalah termasuk orang munafik sehingga Hudzaifah tidak ikut menshalatkan."
Kedua: Beliau adalah sahabat terdekat Nabi صلى الله عليه وسلم
Hudzaifah bin al-Yaman adalah sahabat terdekat Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Hal itu terbukti pada banyak hadits
(2 Lihat Siyar A'lam an-Nubala' 4/27.)
(3 Lihat Suwar min Hayati Shahabah hlm. 35)
bahwa Hudzaifah رضي الله عنه melihat dan mendapati perilaku-perilaku Rasulullah yang mungkin tidak disaksikan oleh selain beliau. Berikut ini beberapa cuplikan kedekatan Hudzaifah, dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم :
1. Hudzaifah رضي الله عنه mengatakan, "Aku pernah melihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم mendatangi tempat sampah suatu kaum, lalu beliau kencing sambil berdiri, kemudian beliau meminta didatangkan setimba air lalu aku pun memberinya dan beliau pun berwudhu lalu mengusap bagian atas sepatunya."
2. Hudzaifah رضي الله عنه mengatakan, "Adalah Rasulullah صلى الله عليه
وسلم , apabila beliau hendak merebahkan badannya di tempat tidur maka beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya lalu berdo'a, 'Wahai Rabbku, jagalah diriku dari siksa-Mu pada hari hamba-hamba-Mu dibangkitkan.'"
Ketiga: Beliau adalah panutan dalam 'amar makruf nahi mungkar'
Amar makruf nahi mungkar merupakan kewajiban setiap mukmin sesuai dengan kemampuan yang Allah عزّوجلّ berikan
(4 HR. Abu Dawud: 23, dishahihkan oleh al-Albani dalam ta'liq-nya)
(5 Musnad Imam Ahmad 5/382)
kepadanya. Sahabat Hudzaifah رضي الله عنه termasuk di antara orang yang paling terdepan dalam mem-praktikkannya dan dalam mengajari umat tentang kebaikan, di antaranya:
1. Suatu ketika, Hudzaifah رضي الله عنه masuk masjid dan melihat seorang sedang shalat yang tidak sempurna dalam rukuk dan sujudnya. Seusai dari shalatnya, Hudzaifah menghampirinya seraya mengatakan, "Sejak kapan engkau shalat seperti ini?" la menjawab, "Sejak 40 tahun yang lalu." Hudzaifah رضي الله عنه menjawab, "Berarti engkau hakikatnya belum shalat selama 40 tahun, dan seandainya engkau meninggal dunia dalam keadaan seperti ini shalatmu, maka engkau meninggal dunia tidak di atas fitrah yang Rasulullah صلى الله عليه وسلم berada di atasnya." Lalu beliau mengajarkan, "Bila seorang ingin meringankan (memperpendek) shalatnya maka hendaklah dia memperpendek dalam berdiri dan membaca ayat (al-Qur'an)-nya bukan memperpendek rukuk dan sujudnya hingga tidak tumakninah (tenang sejenak)."
2. Tatkala Hudzaifah رضي الله عنه berada di sebuah kota, tiba-tiba beliau disuguhi minuman dalam sebuah beja-na yang terbuat dari perak, lalu beliau marah dan melemparkan bejana tersebut seraya mengatakan, "Aku tidak akan berbuat seperti ini melainkan karena mereka telah aku
(6 Musnad Imam Ahmad 5/384.)
peringatkan namun mereka tetap melakukannya. Sungguh Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah melarang kita minum dari bejana yang terbuat dari emas dan perak dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga melarang dari penggunaan kain sutra. Beliau bersabda, 'Benda-benda itu adalah untuk mereka (orang-orang kafir) dan untuk kita kelak di akhirat.'"
Keempat: Beliau adalah panutan dalam 'menepati janji'
Hudzaifah رضي الله عنه menceritakan, "Tiadalah yang menghalangiku dan ayahku untuk ikut serta dalam Perang Badar kecuali karena tatkala itu aku dan ayahku sedang keluar untuk suatu kebutuhan, namun tatkala hendak kembali, kami dihadang oleh orang-orang kuffar Quraisy, mereka mengatakan, 'Kalian pasti ingin pergi kepada Muhammad dan membantunya memerangi kami?' Lalu kami menjawab, 'Kami tidak ingin pergi kepada Muhammad, tetapi kami hanya ingin pulang ke Madinah.' Lalu kami membuat perjanjian atas nama Allah عزّوجلّ bahwa kami tidak bermaksud untuk berperang. Setelah kami sampai di Madinah, ternyata Rasulullah صلى الله عليه وسلم sedang menyiapkan pasukan menuju Badar, maka kami datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menyampaikan kejadian yang baru terjadi, maka Rasulullah bersabda, 'Hendaklah kalian menepati janji kalian dan kami memohon pertolongan kepada Allah عزّوجلّ semoga kami dapat mengalahkan mereka.'"
(Musnad Imam Ahmad 5/396.)
Kelima: Beliau adalah panutan dalam 'keberanian'
Peperangan Ahzab merupakan peperangan yang sangat sulit dan berat. Tatkala itu, kaum muslimin harus berhadapan dengan pasukan sekutu, ditambah lagi Bani Quraizhah (Yahudi) mengkhianati perjanjian dan bergabung dengan pasukan kuffar Quraisy, sedang orang-orang munafik mencari-cari alasan untuk tidak ikut serta dan harus meninggalkan kota dengan alasan lemah yang dibuat-buat, tatkala kaum muslimin dikepung dari segala penjuru pada cuaca yang sangat dingin mencekam, di malam yang sangat gelap gulita Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan, "Adakah di antara kaum muslimin yang bisa menyusup ke dalam pasukan musuh dan melihat jumlah serta persiapan mereka tanpa sepengetahuan musuh, dan aku jamin ia akan masuk surga."
Sesaat tidak ada seorang pun yang bangkit untuk menyambut perintah Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengulangi perintahnya hingga tiga kali, hingga bang kitlah Hudzaifah رضي الله عنه dalam keadaan perut lapar, cuaca yang sangat dingin, dan angin yang sangat kencang untuk melaksanakan perintah Rasulullah hingga akhirnya ia dapat mengetahui perihal persiapan musuh kepada Rasulullah صلى الله
عليه وسلم . Tatkala Hudzaifah kembali, beliau menjumpai Rasulullah sedang shalat lalu beliau mengabarkan berita tentang musuh kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم , lalu Nabi صلى الله
عليه وسلم membaca ayat Allah عزّوجلّ :
Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah meng-hindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.9 (QS al-Ahzab [33]: 25)
(8 HR. Muslim: 1787.)
(Lihat HR. Muslim: 1788.)
HUDZAIFAH DAN JAWABAN DARI FITNAH AKHIR ZAMAN
Telah terjadi perbincangan-perbincangan menarik antara Hudzaifah رضي الله عنه bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم , layaknya seorang murid yang senantiasa mulazamah kepada sang guru, dan Hudzaifah رضي الله عنه adalah sahabat yang paling bersemangat untuk bertanya terutama tentang perkara-perkara kej elekan.
Beliau mengatakan, "Para sahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم
banyak bertanya tentang masalah kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada Rasulullah tentang kejelekan." Lalu ada yang berkata, "Mengapa demikian?" Beliau menjawab, "Karena seorang yang menjaga diri dari kejelekan akan mendapatkan kebaikan."
Dahulu dikatakan:
عَرَفْ ه ت ال شرَ لََ لِل شرِّ وَلَكِنْ لِتَ وَقِّيهِ
وَمَنْ لَْ ي عَْرِفِ ال ش ر مِنَ الَْْيِْْ ي قََعْ فِيْهِ
Aku mengetahui kejelekan bukan untuk aku mengerjakannya namun agar aku menjauhinya Siapa yang tidak bisa membedakan antara kebaikan dan kejelekan ia akan terjerumus di dalamnya
Hudzaifah رضي الله عنه mengatakan, "Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa jahiliah dan kejelekan, lalu Allah عزّوجلّ
mendatangkan kebaikan yang sedang kita rasakan sekarang ini, apakah setelah ini akan ada kejelekan?" Nabi صلى الله عليه وسلم
menjawab, "lya." Hudzaifah رضي الله عنه bertanya lagi, "Apakah setelah itu akan ada kebaikan lagi?" Nabi صلى الله عليه وسلم
menjawab, "Benar, namun telah ada kabutnya." Kata Hudzaifah, "Aku balik bertanya, 'Apa itu kabut yang mengotorinya?'" Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab, "Suatu kaum yang berpegang bukan kepada sunnah dan petunjukku, kalian mengenali mereka dan mengingkari mereka." Hudzaifah رضي الله عنه melanjutkan pertanyaannya, "Apakah setelah itu akan ada kejelekan lagi?" Nabi صلى الله عليه وسلم
menjawab, "Benar,—merekalah—para da'i yang menyeru di ambang pintu Neraka, siapa saja yang menyambut seruannya akan digelincirkan ke dalam Neraka." Hudzaifah رضي الله عنه melanjutkan, "Wahai Rasulullah, sebutkan ciri-ciri da'i tersebut." Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab, "Mereka masih satu kulit dengan kita, dan berbicara dengan lisan-lisan kita." Hudzaifah رضي الله عنه melanjutkan, "Lalu apa yang Rasul perintahkan kepada kami tatkala kami menjumpai zaman tersebut?" Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab, "Tetaplah berpegang pada jama'ah kaum muslimin dan imam mereka." Kata Hudzaifah رضي الله عنه , "Aku katakan, 'Seandainya pada waktu itu kami tidak memiliki jama'ah maupun imam?'" Nabi صلى الله عليه وسلم
menjawab, "Tinggalkanlah semua kelompok-kelompok sesat tersebut, meskipun engkau harus menggigit akar pohon hingga kematian menjemputmu dan engkau tetap berada pada prinsip tersebut."
Maka inilah solusi dan terapi yang diajarkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk dapat selamat dari fitnah akhir zaman dan semoga kita semua dijaga oleh Allah عزّوجلّ dari fitnah yang melanda baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Wallahul Muwaffiq.
Disalin dari Majalah Al-Furqon No.139 Ed 3 Th. Ke-13_1434 H/2013 M
ConversionConversion EmoticonEmoticon